Balada anak kedua

Saat hamil anak pertama, gue dan suami semangat mempersiapkan semua kebutuhan calon anak kami. Mulai hunting keperluan seperti lemari baju, stroller, baby box sampai printilan seperti soft books, bib, bahkan toiletrisnya.

Bahkan ada beberapa barang yang kami dapetkan secara gratis seperti lemari baju, stroller sampai baby box dari kedua keluarga kami. Semuanya semangat menanti kehadiran anak kami. Maklum cucu dan keponakan pertama dari kedua belah pihak.

Selain itu acara 4bulanan pun diadakan cukup meriah oleh almh mama.

Setelah Izan lahir, kami -gue sih tepatnya- sangat nafsu setiap memasuki toko perlengkapan bayi. Bahkan tak jarang kami sengaja dateng ke mall apabila ada suatu acara big sale dari suatu brand. Maklum kami kan modis -modal discount,nyontek kata anita- jadi semangat setiap ada info sale dari suatu brand. Jadi tidak aneh saat itu Izan lumayan kenyang dengan barang yang branded.

Kondisi berbalik 180 derajat saat gue hamil kedua. Saat itu gue hunting dokter yang mau VBAC, RUM, dukung ASIX dll. Jadilah kami hunting DSOG dan rumah sakit yang bisa memberikan itu semua. Alhamdulillah kami bisa mendapatkan semua itu mendekati harapan kami.

Anehnya saat gue tau calon anak kedua kami perempuan, nafsu belanja gue -nga terlalu- menggila seperti anak pertama. Bahkan untuk baju harian gue pake baju dari Izan dan untuk baju yang girly-nya gue menerima lungsuran dari tante gue dan mamana H&K.

Saat dapet info sale dari suatu brand gue nga terlalu nafsu dateng ke tempat tsb. Padahal baju cewek lebih menggoda secara lebih lucu dan variatif.

Malahan gue lebih sering belanja online tapiiii barang second hihihi. Bukan apa-apa gue ngerasain sebelnya beli barang mahal tapi kepakenya cuma bentar. Jadi berdasarkan pengalaman tsb gue memutuskan beli aja yang second secara pertumbuhan anak kan cepet banget.

Alhamdulillah sejak Iva lahir gue jaraaaaaang banget beli'in dia barang branded meskipun yang sale. Apalagi mainannya secara pas Izan aja mainannya cuma bertahan sebentar.

Sebenernya rada kasian sama Iva karena merasa nga adil. Tapi gue ambil hikmahnya karena gue jadi bisa menabung sebanyak mungkin untuk pendidikan, kesehatan dan masa depan 2i. Sesuatu yang lebih penting dan berguna kan?

Lagian anak kecil apalagi bayi ngerti apa sih kalo pake sesuatu yang brand? Yang pengaruh masalah gengsi cuma orang tuanya kan. Buat mereka yang penting mereka nga telanjang dan nyaman. Simple kan!? :p


**Postingan ini ditulis saat gue lagi "lurus" supaya saat godaan datang, gue bisa baca supaya "lurus" lagi :p**

***ditulis ulang karena gatot kirim via MMS :(