Sangat..sangat menyesal :((

Selasa, May 12 2009 Situasi:Gue lemee'in Iva sambil ngempi. Izan bolak balik naik turun tempat tidur sambil minta dibacain buku. Gue bacain dia buku tapi malah Izan nyuekin. Belum lagi gangguin Iva dengan teriak-teriak deket kuping Iva. Pas gue lagi bacain dia buku tiba-tiba Izan lompat dan buuk suara barang jatuh. Gue yang kaget jadi kesel pas tau hape gue jatuh. Saking emosinya, gue pukul tangan Izan sambil manggil nama dia dengan nada bentak. Jujur saat itu gue sendiri sangat kaget dengan reaksi gue. Apalagi pas gue liat Izan tetep berdiri mematung persis seperti saat gue memukulnya. Deg..Gue langsung merasa bersalah. Begitu gue samperin Izan, mata dan hidung Izan sudah merah dengan air mata mengucur tanpa isak tangis. Masya Allah, Izan pasti sangat sakit hati dan sedih dengan sikap gue tadi. Air mata keluar tanpa suara menjadi tanda betapa sedihnya Izan. Langsung gue peluk sambil menciumnya sekaligus meminta maaf sama Izan. Berulang kali
gue meminta maaf, memeluk dan menciumnya membuat gue makin menyesal. Izan mengangguk saat gue bertanya apakah dia sedih. Alhamdulillah Izan juga mengangguk saat gue bertanya apakah Izan memaafkan bundanya. Entah knapa gue bereaksi seperti itu padahal hape gue udah biasa dibanting, lempar atau jatuh. Sepertinya gue bereaksi seperti itu karena gue merasa aktivitas ngempi gue terganggu. Betapa egoisnya gue. Apalagi ternyata saat bangun siang, peristiwa tadi masih membekas pada dirinya. Izan hanya diam termenung saat bangun tidur padahal biasanya akan teriak, menangis mencari gue. Saat itu gue sadari kalo Izan sangat peka perasaannya. Gue benar-benar menyesal telah memukul dan membentaknya. Walopun pukulan itu tidak sakit tapi pasti menyakiti perasaannya. Cukup..Cukup sekali saja gue melakukannya. Pertama dan terakhir kali. Gue tidak mau menyakiti perasaan Izan. Smoga peristiwa itu tidak meninggalkan luka dalam pada Izan. Sangat berharap secara psikis tidak berpengaruh pada Izan
. Memang susah untuk mempunyai stok sabar tapi gue harus bisa belajar sabar demi anak-anak gue 2i. Maafkan bunda Zan. Sungguh bunda menyesal Nak...